Culture

Melirik Sorgum, Pangan Idaman Lain


Beras bukan satu-satunya bahan pangan pokok orang Indonesia. Ada sagu, jagung, hingga umbi-umbian. Di antara panganan tersebut, ada sorgum. Tergolong ke dalam kelompok serealia. Kandungan gizinya setara beras. Kaya serat dan rendah gluten. Cocok sebagai "makanan diet".

Sorgum dibawa masuk ke Indonesia kira-kira sekitar tahun 1925. Tanaman ini biasanya dijadikan sebagai tanaman sela, tumpang sari bersama dengan tanaman lain. Sorgum cocok dijadikan sebagai komplemen maupun substitusi beras dalam diversifikasi pangan. Kita akan bahas lebih jauh tentang diversifikasi ini di lain kesempatan. Tapi intinya, pemanfaatan sorgum lebih bisa menjamin ketahanan pangan ketimbang impor beras.

Biji sorgum.
Dari segi ketersediaan (availability), saat ini budidaya sorgum belum menjadi arus utama dalam produksi bahan pangan pokok. Tapi dengan karakteristiknya yang memiliki daya adaptasi tinggi, akan memudahkan sorgum untuk ditanam di manapun di Indonesia ini. Di lahan basah seperti Jawa bisa hidup. Di lahan kering semisal Nusa Tenggara Timur (NTT) pun bisa tumbuh. Produktivitasnya tinggi. Tahan terhadap hama dan penyakit. Sorgum juga toleran terhadap kondisi marjinal lahan. Karakteristik adaptif semacam ini hampir mirip dengan Kemiri Sunan yang bisa survive di lahan kritis sekalipun. (Baca juga: Masa Depan Kemiri Sunan)

Sekarang kita bahas keterjangkauan harganya (affordability). Sorgum dalam bentuk siap masak seperti beras harganya pun setara dengan beras. Jadi dapat dikatakan harga sorgum terjangkau oleh masyarakat Indonesia pada umumnya. Dari sisi penerimaan (acceptability), memang rasanya tanakan atau nasi sorgum tidak selezat nasi beras. Ini karena sorgum sulit untuk bereaksi menjadi glukosa, sehingga tidak  mudah meninggalkan rasa yang enak di lidah. Tapi jika dilihat dari manfaatnya yang setara bahkan melampaui beras, akan lebih mudah bagi sorgum untuk dijadikan pilihan sebagai makanan sehat. Proteinnya lebih tinggi dari beras. Karbohidratnya lebih rendah. Sehat bukan?

Tidak cuma untuk makanan orang, sorgum dengan grade yang lebih rendah juga bisa digunakan sebagai campuran pakan hewan. Bagian daun tanaman sorgum juga bisa digunakan sebagai pakan hewan ternak.

Pelet sorgum.
Selain bijinya yang dapat diolah menjadi nasi, tepung, dan gula sorgum, daun dan batangnya juga dapat diolah menjadi bahan bakar non-konvensional. Cairan hasil perasan batang sorgum dapat diproses menjadi bahan bakar nabati (biofuel). Limbah sisa perasan (bagase) beserta daunnya dapat diolah menjadi bahan bakar padat berupa pelet.

Dengan manfaat yang demikian besar, di masa mendatang sorgum dapat diandalkan untuk menopang ketahanan pangan dan ketahanan energi. Karenanya tidak berlebihan jika sorgum dikatakan sebagai PIL, pangan idaman lain.

Tertarik mengkonsumsi sorgum?
Berminat mendistribusikan sorgum?
Punya lahan dan ingin kerjasama perkebunan sorgum maupun pemrosesan produknya?

Hubungi kami di sukma.sepriana@gmail.com

Tidak ada komentar

Leave a Reply